(Hari Ketiga)
Karena Begadang sampai pagi hari, yang ditemani dengan kelebatan bayangan tubuh dan kepala, untuk pagi hari di hari ke-3 gua jadi lebih banyak tidur, gua tidur setelah selesai sholat Subuh di masjid dan terbangun jam 9 pagi, karena tidur di alam terbuka dengan udara yang sangat dingin itu tidak nyaman, dan membuat tidur jadi tidak nyenyak.
Karena sudah terbangun lagi, gua kemudian mengarahkan temen-temen gua untuk mencari persediaan kayu bakar yang lebih banyak untuk persiapan malam terakhir ini, karena ini malam terakhir kami disana, jadi kami berencana untuk membuat acara sedikit berbeda, karena 2 hari ini, terlalu banyak kejadian yang membuat waktu untuk berkumpul kami lebih sedikit.
gua kemudian bergegas membagi team, dan gua tetep masuk dalam team pencari kayu bakar. gua berjalan lebih jauh keatas melewati setapak untuk mencari kayu yang lebih besar, agar api dapat lebih lama menyalahnya. Setelah gua rasa kayu yang kami dapat sudah cukup banyak, gua segera mengajak semua team untuk kembali ketenda.
hari semakin sore, semua tenda-tenda yang awalnya berjumlah lebih dari 10 tenda, kini berkurang 1 per 1, semua orang yang berkemah disana, sudah mulai mengemasi tenda mereka, untuk segera meninggalkan tempat itu. Hingga pada akhirnya hanya 2 tenda saja yang tersisa, yaitu tenda gua dan tenda pendatang baru yang datang hari itu. Kejadian apakah yang akan terjadi hari ini, setelah semua tenda menghilang ? Fikir gua.
Matahari semakin menghilang, medan yang di kelilingi oleh bukit dan pedataran tinggi,,membuat matahari lebih cepat terbenam. Hari ini perasaan gua sedikit lebih nyaman dari 2 hari sebelumnya, mungkin karena sudah terbiasa dan temen-temen gua juga pada ngumpul. Akhirnya, Bumi Perkemahan yang kami tempati pun gelap gulita, tak ada lampu, atau cahaya selain cahaya bulan yang hanya berbentuk sabit.
Siapkan Apii!!! gua mulai mengomando temen-temen gua supaya penerangan bertambah. selain untuk penerangan, gua dan temen-temen gua juga dapat menggunakan api ini sebagai penghangat badan, yang sudah mulai kedinginan meski dilapisi jaket tebal.
Saat kami sedang asik berbincang dan bernyanyi, kembali sekelebat bayangan-bayangan badan dan kepala itu terlihat, namun, karena malam sebelumnya gua udah di temenin berjaga sama bayangan itu, gua jadi lebih terbiasa.
Namun, Ada 1 hal yang benar-benar menarik perhatian gua. dari balik perapian, pandangan gua jauh tertuju ketengah danau yang dengan jelas terlihat dari tenda kami (yaa,,seperti yang gua ceritakan sebelumnya, gua berkemah didekat danau).
Kelap-kelip cahaya yang awalnya kecil, semakin lama semakin terlihat jelas, karena terus membesar, dan mencapai sebesar kepalan tangan orang dewasa jika gua lihat dari jarak tenda gua yang kira-kira 300meter sampai di tengah danau tempat titik api itu.gua mencoba berfikir Positif, gua meyakinkan diri bahwa itu adalah lampu milik nelayan yang sedang mencari ikan. Namun Fikiran itu tidak dapat bertahan lama, Api itu mulai berputar-putar, dan gua mulai sadar,,bahwa tak terlihat adanya siluet kapal nelayan di antara api itu. gua kemudian memalingkan wajah ke bibir pantai, karena tepat di bibir pantai gua melihat siluet hitam menyerupai siluet seseorang yang sedang berdiri menghadap danau.
Terlihat dia berjongkok dan berdiri seperti orang yang sedang mengabil air. Kali ini gua tidak mampu berfikir positif, jika gua menganggap itu pohon,sangat tidak mungkin, karena saat siang hari gua melihat jelas di bibir danau tidak ada 1 pohon pun selain rumput ilalang. Malam Hari ini tidak ada pengalaman yang begitu menyeramkan bagi gua sendiri, mungkin karena sudah terbiasa akibat 2 malam sebelumnya berturut2 gua didatangi oleh seorang wanita berbaju putih.
Kesokan harinya gua dan temen-temen gua mulai membenahi tenda bersiap untuk pulang. Tapi lagi-lagi sebuah pengalaman yang tak bisa di lupakan kami alami, Baju salah seorang teman gua yang di gantung di tali tenda menghilang entah kemana. gua dan temen-temen membantu untuk mecarinya disekitaran tenda, tapi tak ketemu, gua kemudian meminta temen-temen yang laen untuk bersedia diperiksa tasnya (Bukan mencurigai, tapi gua ga mau temen gua yang kehilangan ini sampai berfikir bahwa ada salah satu dari kami yang mengambilnya). Semua tas di periksa, tapi baju itupun tak di temukan. (Sebenarnya ia enggan untuk memeriksa tas gua, karena dia percaya gua ga mungkin ngambil tuh baju, tapi karena semua tas temen-temen gua diperiksa, ga adil dong kalo tas gua ga diperiksa juga.) Akhirnya tas gua pun diperiksa, dan hasilnya Nihil, Baju itu tak ditemukan. Kemana baju itu sebenarnya ??
gua menyarankan untuk mengiklaskannya,Tanpa sadar gua berkata, "Udah iklasin aja, Untung bajumu yang ilang,,bukan kamunya yang ilang,hhehehe". Hingga akhirnya gua sampai dirumah, gua segera mencari Ayah gua untuk bertanya perihal pengalaman gua. Namun belum sempet bertanya pada ayah, gua sudah disuru untuk mencuci kaki, tangan dan muka serta mengambil wudhu (Kata ayah ada 2 makhluk yang ngikutin gua dari tempat kemah itu, 1 perempuan dan 1 laki-laki ).Tapi sebelum sempet masuk kepekarangan rumah, ayah sudah menyuruh ke-dua makhluk itu untuk kembali ketempatnya.
Ayah kemudian menceritakan pada gua, siapa sebenarnya wanita yang menyambut kedatangan gua. Ternyata Disekitaran tempat gua kemah itu, ada kuburan Keramat yang sudah berumur 70 tahun lebih, Dan wanita yang gua lihat itu adalah Jin yang menjelma menyerupai penjelmaan Sosok wanita yang jasadnya terkubur di kuburan itu . Ayah juga menyebutkan ciri-ciri yang persis sama Seperti yang gua lihat. Mata Hitam Pekat, Rambut Kusut acak-acakan, Baju putih lusuh, dan yang paling mengerikan, Tidak memiliki hidung. Sebenernya sih tidak ada maksud khusus dengan kehadirannya,,tapi tempat gua mendirikan tenda itu adalah Tempat dimana dia kerap melintas dan tempat paling disenanginya, selain tentunya bumi perkemahan itu sendiri.
Tak Lama setelah itu, temen gua tiba-tiba nelpon (temen yang kehilangan baju), Dia bercerita kepada gua, bahwa dia baru saja datang dari tempat pamannya, yang mengerti tentang supranatural, ia bertanya tentang yagn terjadi pada dirinya. Dan akhirnya dia mendapat jawaban kemana hilangnya baju milliknya. Ternyata baju itu adalah penukar dirinya, Baju itu hilang merupakan pertukaran untuk dirinya, karena jika bukan baju itu yang hilang Dia lah yang hilang.
Cerita yang gua tulis diatas adalah Segelintir pengalaman gua di Bumi Perkemahan Danau Buyan.
Tunggu Cerita-Cerita gua berikutnya !!
Salam
Buat yang belum tau awalnya :
Part I & Part II
Karena Begadang sampai pagi hari, yang ditemani dengan kelebatan bayangan tubuh dan kepala, untuk pagi hari di hari ke-3 gua jadi lebih banyak tidur, gua tidur setelah selesai sholat Subuh di masjid dan terbangun jam 9 pagi, karena tidur di alam terbuka dengan udara yang sangat dingin itu tidak nyaman, dan membuat tidur jadi tidak nyenyak.
Karena sudah terbangun lagi, gua kemudian mengarahkan temen-temen gua untuk mencari persediaan kayu bakar yang lebih banyak untuk persiapan malam terakhir ini, karena ini malam terakhir kami disana, jadi kami berencana untuk membuat acara sedikit berbeda, karena 2 hari ini, terlalu banyak kejadian yang membuat waktu untuk berkumpul kami lebih sedikit.
gua kemudian bergegas membagi team, dan gua tetep masuk dalam team pencari kayu bakar. gua berjalan lebih jauh keatas melewati setapak untuk mencari kayu yang lebih besar, agar api dapat lebih lama menyalahnya. Setelah gua rasa kayu yang kami dapat sudah cukup banyak, gua segera mengajak semua team untuk kembali ketenda.
hari semakin sore, semua tenda-tenda yang awalnya berjumlah lebih dari 10 tenda, kini berkurang 1 per 1, semua orang yang berkemah disana, sudah mulai mengemasi tenda mereka, untuk segera meninggalkan tempat itu. Hingga pada akhirnya hanya 2 tenda saja yang tersisa, yaitu tenda gua dan tenda pendatang baru yang datang hari itu. Kejadian apakah yang akan terjadi hari ini, setelah semua tenda menghilang ? Fikir gua.
Matahari semakin menghilang, medan yang di kelilingi oleh bukit dan pedataran tinggi,,membuat matahari lebih cepat terbenam. Hari ini perasaan gua sedikit lebih nyaman dari 2 hari sebelumnya, mungkin karena sudah terbiasa dan temen-temen gua juga pada ngumpul. Akhirnya, Bumi Perkemahan yang kami tempati pun gelap gulita, tak ada lampu, atau cahaya selain cahaya bulan yang hanya berbentuk sabit.
Siapkan Apii!!! gua mulai mengomando temen-temen gua supaya penerangan bertambah. selain untuk penerangan, gua dan temen-temen gua juga dapat menggunakan api ini sebagai penghangat badan, yang sudah mulai kedinginan meski dilapisi jaket tebal.
Saat kami sedang asik berbincang dan bernyanyi, kembali sekelebat bayangan-bayangan badan dan kepala itu terlihat, namun, karena malam sebelumnya gua udah di temenin berjaga sama bayangan itu, gua jadi lebih terbiasa.
Namun, Ada 1 hal yang benar-benar menarik perhatian gua. dari balik perapian, pandangan gua jauh tertuju ketengah danau yang dengan jelas terlihat dari tenda kami (yaa,,seperti yang gua ceritakan sebelumnya, gua berkemah didekat danau).
Kelap-kelip cahaya yang awalnya kecil, semakin lama semakin terlihat jelas, karena terus membesar, dan mencapai sebesar kepalan tangan orang dewasa jika gua lihat dari jarak tenda gua yang kira-kira 300meter sampai di tengah danau tempat titik api itu.gua mencoba berfikir Positif, gua meyakinkan diri bahwa itu adalah lampu milik nelayan yang sedang mencari ikan. Namun Fikiran itu tidak dapat bertahan lama, Api itu mulai berputar-putar, dan gua mulai sadar,,bahwa tak terlihat adanya siluet kapal nelayan di antara api itu. gua kemudian memalingkan wajah ke bibir pantai, karena tepat di bibir pantai gua melihat siluet hitam menyerupai siluet seseorang yang sedang berdiri menghadap danau.
Terlihat dia berjongkok dan berdiri seperti orang yang sedang mengabil air. Kali ini gua tidak mampu berfikir positif, jika gua menganggap itu pohon,sangat tidak mungkin, karena saat siang hari gua melihat jelas di bibir danau tidak ada 1 pohon pun selain rumput ilalang. Malam Hari ini tidak ada pengalaman yang begitu menyeramkan bagi gua sendiri, mungkin karena sudah terbiasa akibat 2 malam sebelumnya berturut2 gua didatangi oleh seorang wanita berbaju putih.
Kesokan harinya gua dan temen-temen gua mulai membenahi tenda bersiap untuk pulang. Tapi lagi-lagi sebuah pengalaman yang tak bisa di lupakan kami alami, Baju salah seorang teman gua yang di gantung di tali tenda menghilang entah kemana. gua dan temen-temen membantu untuk mecarinya disekitaran tenda, tapi tak ketemu, gua kemudian meminta temen-temen yang laen untuk bersedia diperiksa tasnya (Bukan mencurigai, tapi gua ga mau temen gua yang kehilangan ini sampai berfikir bahwa ada salah satu dari kami yang mengambilnya). Semua tas di periksa, tapi baju itupun tak di temukan. (Sebenarnya ia enggan untuk memeriksa tas gua, karena dia percaya gua ga mungkin ngambil tuh baju, tapi karena semua tas temen-temen gua diperiksa, ga adil dong kalo tas gua ga diperiksa juga.) Akhirnya tas gua pun diperiksa, dan hasilnya Nihil, Baju itu tak ditemukan. Kemana baju itu sebenarnya ??
gua menyarankan untuk mengiklaskannya,Tanpa sadar gua berkata, "Udah iklasin aja, Untung bajumu yang ilang,,bukan kamunya yang ilang,hhehehe". Hingga akhirnya gua sampai dirumah, gua segera mencari Ayah gua untuk bertanya perihal pengalaman gua. Namun belum sempet bertanya pada ayah, gua sudah disuru untuk mencuci kaki, tangan dan muka serta mengambil wudhu (Kata ayah ada 2 makhluk yang ngikutin gua dari tempat kemah itu, 1 perempuan dan 1 laki-laki ).Tapi sebelum sempet masuk kepekarangan rumah, ayah sudah menyuruh ke-dua makhluk itu untuk kembali ketempatnya.
Ayah kemudian menceritakan pada gua, siapa sebenarnya wanita yang menyambut kedatangan gua. Ternyata Disekitaran tempat gua kemah itu, ada kuburan Keramat yang sudah berumur 70 tahun lebih, Dan wanita yang gua lihat itu adalah Jin yang menjelma menyerupai penjelmaan Sosok wanita yang jasadnya terkubur di kuburan itu . Ayah juga menyebutkan ciri-ciri yang persis sama Seperti yang gua lihat. Mata Hitam Pekat, Rambut Kusut acak-acakan, Baju putih lusuh, dan yang paling mengerikan, Tidak memiliki hidung. Sebenernya sih tidak ada maksud khusus dengan kehadirannya,,tapi tempat gua mendirikan tenda itu adalah Tempat dimana dia kerap melintas dan tempat paling disenanginya, selain tentunya bumi perkemahan itu sendiri.
Tak Lama setelah itu, temen gua tiba-tiba nelpon (temen yang kehilangan baju), Dia bercerita kepada gua, bahwa dia baru saja datang dari tempat pamannya, yang mengerti tentang supranatural, ia bertanya tentang yagn terjadi pada dirinya. Dan akhirnya dia mendapat jawaban kemana hilangnya baju milliknya. Ternyata baju itu adalah penukar dirinya, Baju itu hilang merupakan pertukaran untuk dirinya, karena jika bukan baju itu yang hilang Dia lah yang hilang.
Cerita yang gua tulis diatas adalah Segelintir pengalaman gua di Bumi Perkemahan Danau Buyan.
Tunggu Cerita-Cerita gua berikutnya !!
Salam
Buat yang belum tau awalnya :
Part I & Part II
0 komentar:
Posting Komentar