Yang namanya anak sma yang demen bener ama hal-hal yang bikin naek adrenaline, gua dan temen-temen gua sepakat untuk expedisi ke rumah citarum. Sebuah rumah berlokasi di sekitaran Denpasar - Bali, yang sudah kosong belasan tahun .
Konon di rumah tersebut pernah terjadi pembantaian 1 keluarga akibat perampokan (Allahualam, waktu kejadian itu gua masih ingusan ). Akhirnya setelah ujian selesai, kami mendapat waktu senggang sekolah, dan kami berniat untuk masuk ke dalam rumah Citarum. Karena sering mendengar cerita masyarakat tentang rumah itu.
Akhirnya gua dan teman-teman gua pun bermain kesana. Sampai di depan gerbang rumah (gerbang belakang), gua kemudian membuka pintu gerbang rumah itu dengan tak lupa mengucap Bismillah, dan mengucap salam.
Begitu gua masuk kedalam rumah itu, Bau darah segar menyambut, selain bau dari kotoran burung walet yang memenuhi rumah Citarum. Mulai gua langkahkan kaki memasuki garasi rumahnya, seluruh bulu kuduk merinding, gua merasakan tekanan yang sangat kuat berada dirumah itu.
Konon di rumah tersebut pernah terjadi pembantaian 1 keluarga akibat perampokan (Allahualam, waktu kejadian itu gua masih ingusan ). Akhirnya setelah ujian selesai, kami mendapat waktu senggang sekolah, dan kami berniat untuk masuk ke dalam rumah Citarum. Karena sering mendengar cerita masyarakat tentang rumah itu.
Akhirnya gua dan teman-teman gua pun bermain kesana. Sampai di depan gerbang rumah (gerbang belakang), gua kemudian membuka pintu gerbang rumah itu dengan tak lupa mengucap Bismillah, dan mengucap salam.
Begitu gua masuk kedalam rumah itu, Bau darah segar menyambut, selain bau dari kotoran burung walet yang memenuhi rumah Citarum. Mulai gua langkahkan kaki memasuki garasi rumahnya, seluruh bulu kuduk merinding, gua merasakan tekanan yang sangat kuat berada dirumah itu.
Gua mulai masuk kedalam rumah itu, kulihat didalam rumah itu sangat berantakan, kitchenset masih terpasang didapur yang akan langsung terlihat saat kita masuk dari pintu yang berada di garasi rumah itu.
Kaca pecah, eternit hancur, sarang laba-laba di mana-mana, ketika gua menapakkan kaki ke anak tangga pertama untuk naik ke lantai 2, gua seolah-olah dapat merasakan apa yang pernah terjadi di rumah itu, tapi itu hanya dalam fikira gua, gua ga berani memastikan apakah itu benar, atau hanya imaginasi. Gua kemudian melanjutkan langkah naik ke lantai 2, yang di ikuti dengan salah seorang temen gua di belakang. Baru saja dia menapak 2 anak tangga, dia seperti terdorong angin, dan jatuh ke bawah. padahal tak ada angin sama sekali disana.
Akhirnya sampailah gua di lantai 2, mata gua mengarah kesebuah kamar, dimana disana terdapat sebuah kasur bekas, yang mungkin merupakan kamar tidur pemilik rumah tersebut.
Kaca pecah, eternit hancur, sarang laba-laba di mana-mana, ketika gua menapakkan kaki ke anak tangga pertama untuk naik ke lantai 2, gua seolah-olah dapat merasakan apa yang pernah terjadi di rumah itu, tapi itu hanya dalam fikira gua, gua ga berani memastikan apakah itu benar, atau hanya imaginasi. Gua kemudian melanjutkan langkah naik ke lantai 2, yang di ikuti dengan salah seorang temen gua di belakang. Baru saja dia menapak 2 anak tangga, dia seperti terdorong angin, dan jatuh ke bawah. padahal tak ada angin sama sekali disana.
Akhirnya sampailah gua di lantai 2, mata gua mengarah kesebuah kamar, dimana disana terdapat sebuah kasur bekas, yang mungkin merupakan kamar tidur pemilik rumah tersebut.
Gua ngelihat kearah kamar mandi yang ada di kamar itu, ada yang aneh (klosetnya ilang). Tegel rumah itupun seperti telah di ambil orang (tegelnya banyak yang hilang). Keluar dari kamar itu, gua ngeelihat ada sebuah kaca yang mengarah kehalaman depan rumah. Rumah ini benar-benar menyeramkan fikirku.
Tak lama gua ajak teman-teman gua untuk keluar dari rumah itu, karena gua semakin ngerasa seperti banyak mata yang mengawasi. Waktu gua sampai dilantai garasi rumah itu, gua nyempatin diri untuk berjalan kearah halaman rumah. Terlihat ada sebuah Tugu kecil tempat persembahyangan orang Bali, dan gua lihat ada sebuah gerbang kecil Berarsitekkan Bangunan China
Tak lama gua ajak teman-teman gua untuk keluar dari rumah itu, karena gua semakin ngerasa seperti banyak mata yang mengawasi. Waktu gua sampai dilantai garasi rumah itu, gua nyempatin diri untuk berjalan kearah halaman rumah. Terlihat ada sebuah Tugu kecil tempat persembahyangan orang Bali, dan gua lihat ada sebuah gerbang kecil Berarsitekkan Bangunan China
Tapi gerbang itu tertutup oleh pohon rambat yang menutupi keseluruhan tembok terluar rumah Citarum ,yang membuat orang tak menyadari keberadaan rumah itu.
Gua kembali ke arah garasi, dan menengok kearah halaman belakang, yang menjadi lokasi kolam renang rumah Citarum itu, halaman itu bagai hutan, dipenuhi semak, dan beberapa pohon besar. Dalam benak gua merasakan halaman itu "lebih ramai" dari pada di dalam rumah tadi.
Akhirnya gua keluar, kembali menutup gerbang rumahnya, dan akhirnya saat gua kembali keatas motor, gua sempet ngeliat kearah lantai 2, dan terlihat sosok Berambut panjang, badan penuh bulu, kulih hijau, bertaring, bertotol merah pada wajahnya, bermata merah menyala, dengan tinggi yang tidak terlalu tinggi menurut gua. Gua kaget bukan kepalang. Tak begitu lama sosok itu menghilang. Gua hanya terdiam, dan pulang kerumah.
Namun, ternyata ulah dari perbuatan kami tak hanya sampai disini. Keesokan harinya gua mendapat telpon dari temen gua yang menjadi "Pemangku". Dan gua disuru segera kerumahnya.
Sesampainya disana, gua ngelihat beberapa teman gua matanya kosong. Setelah mereka di beri ritual "Secara Bali". akhirnya kami di tanyai oleh Sang Mangku. Apa yang telah kami lakukan hingga hal ini terjadi. Kami kemudian mengatakan Telah Masuk Kerumah Citarum.
Teman gua yang terjatuh dari tangga itu mengatakan sesampainya dirumah ia diberi mimpi bahwa dirumah itu terjadi pembantaian, dimana mimpi itu sama persis seperti apa yang ada di fikiran gua saat berada didalam rumah citarum.
Teman gua yang lain megatakan dia diikuti terus oleh sosok berambut panjang, bermata merah, bertaring, berbadan hijau. dan badannya dipenuhi bulu. (bukankah itu yang gua liat di lantai 2, fikir gua)
Hingga tiba giliran gua ditanya oleh sang pemangku. "Apa yang kamu alamin setelah masuk kerumah itu". Gua hanya menjawab. "Pulang dari rumah itu, saya ga ada ngalamin apa-apa mangku, tapi apa yang di ceritain temen-temen tadi itu saya alamin dan saya lihat langsung waktu ada dirumah itu."
Ternyata salah 1 dari teman gua ada yang mengambil sebuah foto yang didapatnya dari laci kithcenset yang ada di dapur rumah itu. Foto itu adalah foto keluarga yang merupakan pemilik rumah Citarum itu. Menurut dia, keluarga pemilik rumah citarum itu. (Allahualam), aku juga tidak tau pasti kebenarannya.
Yang pasti, meraka tidak berani lagi bermain kerumah itu, karena mereka masih dikejar rasa ketakutan dihantui oleh makhluk berbulu itu.
Gua kembali ke arah garasi, dan menengok kearah halaman belakang, yang menjadi lokasi kolam renang rumah Citarum itu, halaman itu bagai hutan, dipenuhi semak, dan beberapa pohon besar. Dalam benak gua merasakan halaman itu "lebih ramai" dari pada di dalam rumah tadi.
Akhirnya gua keluar, kembali menutup gerbang rumahnya, dan akhirnya saat gua kembali keatas motor, gua sempet ngeliat kearah lantai 2, dan terlihat sosok Berambut panjang, badan penuh bulu, kulih hijau, bertaring, bertotol merah pada wajahnya, bermata merah menyala, dengan tinggi yang tidak terlalu tinggi menurut gua. Gua kaget bukan kepalang. Tak begitu lama sosok itu menghilang. Gua hanya terdiam, dan pulang kerumah.
Namun, ternyata ulah dari perbuatan kami tak hanya sampai disini. Keesokan harinya gua mendapat telpon dari temen gua yang menjadi "Pemangku". Dan gua disuru segera kerumahnya.
Sesampainya disana, gua ngelihat beberapa teman gua matanya kosong. Setelah mereka di beri ritual "Secara Bali". akhirnya kami di tanyai oleh Sang Mangku. Apa yang telah kami lakukan hingga hal ini terjadi. Kami kemudian mengatakan Telah Masuk Kerumah Citarum.
Teman gua yang terjatuh dari tangga itu mengatakan sesampainya dirumah ia diberi mimpi bahwa dirumah itu terjadi pembantaian, dimana mimpi itu sama persis seperti apa yang ada di fikiran gua saat berada didalam rumah citarum.
Teman gua yang lain megatakan dia diikuti terus oleh sosok berambut panjang, bermata merah, bertaring, berbadan hijau. dan badannya dipenuhi bulu. (bukankah itu yang gua liat di lantai 2, fikir gua)
Hingga tiba giliran gua ditanya oleh sang pemangku. "Apa yang kamu alamin setelah masuk kerumah itu". Gua hanya menjawab. "Pulang dari rumah itu, saya ga ada ngalamin apa-apa mangku, tapi apa yang di ceritain temen-temen tadi itu saya alamin dan saya lihat langsung waktu ada dirumah itu."
Ternyata salah 1 dari teman gua ada yang mengambil sebuah foto yang didapatnya dari laci kithcenset yang ada di dapur rumah itu. Foto itu adalah foto keluarga yang merupakan pemilik rumah Citarum itu. Menurut dia, keluarga pemilik rumah citarum itu. (Allahualam), aku juga tidak tau pasti kebenarannya.
Yang pasti, meraka tidak berani lagi bermain kerumah itu, karena mereka masih dikejar rasa ketakutan dihantui oleh makhluk berbulu itu.
Salam.
0 komentar:
Posting Komentar